Kamis, 15 Oktober 2020

My Comfy

Assalamualaikum teman-teman,
Ternyata sudah lama sekali tidak menuliskan kehidupanku di blog ini. Sudah hampir setahun tidak ada postingan terbaru mengenai kehidupanku. Dan alhamdulillah baru kali ini ada waktu luang untuk menceritakan pengalamanku. Semoga enggak bosan ya mendengar ceritaku. 

Tepat setahun lalu, aku dinyatakan lulus dari kuliahku. Senang dan sekaligus nggak nyangka bakal wisuda lagi setahun kemudian setelah SMA. Alhamdulillah waktu wisuda, kedua orang tuaku dan adik kesayanganku hadir di Tangerang. Setelah wisuda, aku berdiam diri di rumah sambil menunggu pengumuman penempatan. Ya, aku akan bekerja dengan umur dan pemikiran yang masih ingin bermain-main. Setelah hampir 2 bulan menganggur, akhirnya pengumuman mengenai pekerjaanku diumumkan. Desember 2019 aku harus memulai magang di Ibu Kota tepatnya di Jakarta Pusat. Perjalananku kali ini  sedikit tidak menyedihkan dibandingkan pertama kali merantau, untuk kesempatan ini, aku sangat bersemangat. Aku berangkat menuju Jakarta dengan kereta api yang memakan waktu hampir satu hari perjalanan. Setelah sampai aku menuju ke tempat kos yang sudah aku pesan sebelumnya. 

Desember 2019 

Ini adalah hari pertamaku di Jakarta Pusat, meski sudah pernah ke tempat ini aku sedikit gugup menghadapi atmosfer penduduknya. Belum terbiasa dengan segala transportasi modern dan berdesak-desakkan di krl ketika pulang. Agenda selama 5 hari kedepan adalah pembekalan sebelum memulai bekerja di kantor baru. Pembekalan dari kantor pusat dilakukan di sebuah hotel bintang 5 dengan fasilitas yang cukup mengagumkan ditambah dengan makanan yang bagi anak kos sangat mewah sekali. Selama seminggu ini aku belum mengenal siapapun karena masih berkumpul bersama teman sekelasku. Di hari terakhir pembekalan, diadakan permainan antar kelompok dan setelah itu kami resmi disematkan menjadi peserta OJT Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan . 

Hari Senin kami menuju kantor masing-masing. Kantor pertamaku adalah KPPN Khusus Penerimaan.  Setelah disambut kepala kantor dan kepala seksi, kami melakukan perkenalan diri serta dibagi kelompok untuk bekerja di masing-masing bidang. Kali ini aku ditempatkan di Subbagian Umum. Dari sinilah aku mengenal teman baru dan ternyata menjadi sahabatku sampai saat ini. Dia seorang wanita tangguh asal Bengkulu. Berangkat, pulang dan makan siang kita selalu bersama. Alhamdulillah, ada teman untuk bercerita. Ternyata kehidupan seorang pekerja seperti ini ya, masuk pukul 07.30 dan pulang pukul 17.00 bahkan biasanya lebih dari itu. Lelah dan pusing adalah hal yang kurasakan pertama kali setelah seminggu bekerja di kantor. Kalau weekend tuh maunya cuma tidur dan makan. Kadang terbesit sedikit iri dengan teman-temanku yang masih berkuliah, "mereka enak ya masih main-main dan ketemu orang tua", tapi aku harus menghiraukan pikiran itu. Aku bersyukur karena tidak lagi merepotkan orang tua. 

Dan di tempat inilah aku mengenal sosok pria yang sangat luar biasa. Yang bisa membuat seluruh lelahku hilang ketika bersamanya. Wkwk kok jadi curhat, tapi kali ini aku berniat memperkenalkan dia kepada kalian semua.

Pertemuan kami berawal dari ruang rapat kecil di kantor, kami duduk berhadapan dihalangi oleh meja besar. Saat Kepala Kantor sedang berbicara, dia malah memandangku dengan durasi yang cukup lama. Baru kali ini aku dilihat seperti ini oleh seorang pria, aku melemparkan senyum kecut sebagai tanda "Tolong dong itu matanya biasa aja". Tapi, dia tetap memandangku. Setelah selesai rapat aku bergegas mencari tahu nama lengkapnya, maklum baru sehari kami di kantor ini jadi aku belum bisa menghafal semua nama dari orang-orang baru ini.  

"Oh ternyata ini namanya, hmm sepertinya non muslim" wkwk maaf, aku menghujat hanya dari sebuah nama. 

Setelah memasuki dunia kerja, kegiatanku hanya bekerja, makan dan tidur. Untuk jalan-jalan di weekend rasanya tak sanggup, aku belum terbiasa dengan kebiasaan baru ini. Di kantor cukup menyenangkan, berbincang dan berbagi cerita dengan pegawai. Tiba-tiba saat waktu pulang kerja, ada notif dari Instagramku, dan ternyata pria yang memandangiku mengikuti akun instagramku. Aku tertawa kecil. Ketika di kantor kami hanya saling tersenyum. Dan hal yang mengejutkan ternyata dia muslim. Kami bertemu di Musholla ketika shalat dhuhur. 

Pada suatu waktu, kantor kami mengadakan pertemuan dengan Bu Menteri, sehingga kami diharapkan tetap di kantor hingga malam hari. Dari situlah aku mulai dekat dengan pria itu, kita mulai berbicara dan yaa dia orang yang asyik untuk diajak berbicara. Sepulangnya dari acara tersebut, pria ini mengirim pesan kepadaku 

"Apakah ini Safira?" Lucu, padahal kita mempunyai grup yang sama dan bahkan setiap hari aku mengirimkan info di grup tersebut. Tak mungkin dia tidak mengetahui itu adalah nomorku. Hihi menggemaskan. Singkat cerita, kami mulai berinteraksi melalui chat. 

Berbeda pulau, berbeda tingkat pendidikan, berbeda suku dan budaya, tetapi ternyata dibalik semua itu banyak kesamaan diantara kita. Lucu sih, kita sama-sama pecinta makan di pinggir jalan, sama-sama suka kopi, suka banget nasi babat, dan kalau naik angkutan umum suka duduk di pinggir jendela. Dari banyaknya kesamaan itu akhirnya kami mencoba untuk lebih mengenal satu sama lain. 

September 2020

Tahun 2020 sepertinya tahun terburuk bagi sebagian orang atau bahkan mayoritas manusia, karena pada tahun tersebut kasus pandemi Covid-19 dimulai. Pandemi yang mengharuskan kita berdiam diri di rumah dan melakukan segala aktivitas melalui jaringan online. Namun bagi kami sepertinya tahun tersebut adalah tahun yang memberikan kami rasa syukur, di tahun itulah hampir setiap hari kami bertemu karena berkantor di tempat yang sama. Di tahun itu pula kami mulai memutuskan untuk menjalin hubungan ke arah yang lebih serius meskipun tidak ada yang namanya tembak-menembak alias penetapan tanggal dimulainya hubungan. Mengalirrr saja tanpa ada yang tahu kapan sebenarnya kami saling berkomitmen. Seiring berjalannya waktu, ternyata rencana Allah pasti terbaik.

Di bulan September 2020 penempatan definitif kami diumumkan, dan Qadarullah kami ditempatkan di pulau dan waktu yang berbeda. Saya di Kalimantan dan beliau di Sumatera. Dari situlah akhirnya kami mulai menjalin hubungan jarak jauh. Cukup sulit sih, tapi ternyata dengan saling bersama, perjalanan cinta kami terasa lebih mudah. 

Februari 2022

Di bulan dan tahun inilah pertama kalinya kami bertemu setelah berpisah di bandara waktu itu. Kurang lebih 1,5 tahun kami hanya berbicara dan memandang lewat gawai. Saat menjemput beliau di bandara rasanya seperti baru pertama kali kami bertemu. Tujuan pertemuan kita adalah untuk saling mengenal keluarga satu sama lain, jadi setelah beliau berkunjung ke rumahku, tentu saja aku berkunjung ke rumah beliau. Awalnya kami sempat ragu akan diterima di keluarga masing-masing karena perbedaan suku dan budaya, namun ternyata Allah maha baik, beliau diterima dengan baik oleh keluarga saya dan saya pun diterima dengan baik oleh keluarganya. 

Juli 2023

Alhamdulillah di bulan inilah kami mengikrarkan janji untuk saling membersamai seumur hidup. Beliau mengucapkan akad nikah di depan keluarga besar kami. Tentu saja, ini adalah awal dari perjalanan kami ke depannya. Dari sinilah lembaran kisah kami berdua akan dimulai

Rabu, 23 Oktober 2019

#Berbagi Rasa 2

Halo! Berhubung kali ini sedang muncul ide tulisan yang melow-melow alias galau, jadi yaa here we go.

Aku menulis ini disaat umurku hampir genap 20 tahun. Sepertinya cukup pantas untuk sedikit membahas tentang rasa.

Pasti banyak dari kalian yang sedang mengalami fase jatuh cinta kepada seseorang, entah itu di masa lalu atau sedang berlangsung saat ini. Tentu akupun sama seperti kalian, jatuh cinta kemudian benar-benar terjatuh hingga sulit rasanya untuk bangkit. Tetapi, seiring bertumbuhnya diriku, berjalannya waktu dan banyaknya pengalaman dari jatuh dan cinta membuatku sadar, bahwa kita tidak bisa terlalu jatuh dan berharap kepada seseorang. Bersikap sewajarnya dan try to not fall too far adalah jawaban dari setiap hubungan yang kita jalani. Pun kita harus menyadari untuk beberapa waktu ke depan mungkin akan ada 3 kemungkinan yang akan kita hadapi bersama pasangan kita. Pertama, kita akan melangkah ke jenjang yang baru. Kedua, kita akan lebih bersabar menunggu waktu. Ketiga, kita akan menjadi orang asing yang berusaha menggosok serta menghilangkan masa lalu.

Dan dari tiga kemungkinan itu, yang paling kutakutkan sebenarnya adalah yang pertama. Aku hanya takut jika ternyata aku tidak mampu menjadi yang terbaik untuk dia. Aku sedikit takut, bahwa ternyata aku tidak sanggup mengendalikan segala emosi dan egoku. Juga yang paling kutakutkan adalah jika aku dan dia akan sampai di masa pengabdian, di mana tenaga dan waktu akan sama-sama kita abdikan untuk saling membahagiakan. Aku takut jika ternyata dia menyesal telah memilihku. Aku takut dia berpikir tenaga dan waktunya akan terbuang percuma hanya demi seseorang sepertiku. Namun, di antara semua ketakutanku, yang paling membuatku lega adalah aku telah memilihnya.

Aku bahagia menjadi saksi semua perubahannya. Aku bangga bisa menemani jalannya. Bahkan meski kelak bukan aku, namun semoga apa yang pernah kusuguhkan padanya dapat menjadi kenangan baik yang bisa dia ingat, bahwa pernah ada seseorang yang mencintai segala kekurangan, menerima masa lalu serta berusaha untuk selalu hadir di setiap perjalanan hidupnya. Meskipun nanti jika semesta berkata bahwa kita tidak dapat bersama, aku sangat berterima-kasih kepadanya karena telah menerima apapun dari diriku. Bersama atau tidak nantinya, aku senang berada dalam satu skenario yang ditulis oleh Tuhan. 

Rabu, 07 Agustus 2019

#BerbagiRasa

Halo, hari ini mau sedikit membahas soal rasa wkwk. Jadi baru-baru ini di timeline twitter lagi rame dengan topik cewek idaman dan cowok idaman dan tak lupa pula petuah-petuah lainnya yang seakan-akan meng-generalisir semua jodoh seseorang. Tapi untuk saat ini, aku nggak akan membahas soal jodoh karena yaa, kalian tahu sendiri. Aku masih sangat jauh untuk berbicara perihal jodoh.

Ada yang mengatakan bahwa, perempuan tidak bisa mengubah lelakinya menjadi lebih baik. Mungkin bagi sebagian orang itu salah, namun bagiku itu benar. Kita wanita, tidak berhak untuk mengubah apapun dari pasangan kita. Entah itu perilakunya, penampilannya bahkan sifatnya. Karena kita, bukan tempat untuk merehabilitasi seseorang menjadi lebih baik. Dulu mungkin aku sangat menentang pernyataanku barusan, " nggak boleh, pokoknya kamu harus bla bla bla ( yang semuanya adalah keinginanku)" ungkapku kepada pasanganku. Tapi sekarang setelah cukup dewasa dan bertemu dengan seseorang yang lebih dewasa, aku sadar bahwa setiap orang berhak hidup dengan caranya masing-masing. Kita sebagai pasangan hanya perlu mendukung dan menemani setiap langkah hidupnya, tak berhak jika harus dikatakan bahwa kita menjadi mesin pengubah seseorang. 

Selasa, 30 Juli 2019

Kalian sempurna, dengan cara yang berbeda

Halo ! 
Jadi tulisan kali ini didedikasikan untuk kalian yang sering merasa kurang menerima diri kalian sendiri. 

Sebenarnya apasih yang bikin kalian nggak percaya diri untuk menunjukkan diri kalian? Faktor paling tinggi adalah omongan orang lain. Yap! Pasti kalian sering memikirkan pendapat orang lain terhadap diri kalian. " Ih kok kamu gendut banget sih " " itu kenapa kok bisa banyak jerawat?" " diet dong jangan makan mulu". Tidak sedikit manusia manusia julid yang akan mengomentari diri kalian setiap harinya. Tapi, apa harus kalian merasa buruk hanya karena omongan orang lain? 

Sebagai seorang wanita, tentunya aku-pun pernah dan bahkan sering dihadapkan dengan omongan-omongan buruk yang membuatku merasa bahwa aku tidak se-sempurna mereka. Dulu aku sempat muak dan marah jika banyak orang mengomentari tubuhku yang jauh dari kata ideal. Apalagi bagian tanganku yang menurut mereka 'jelek' karena terdapat 15 jahitan disana. Sering dikatakan gendut atau apalah yang sebenarnya konteksnya bercanda namun dilakukan setiap hari. Kesel dan sebel lah pokoknya. Tapi kemudian aku berpikir bahwa omongan mereka tuh nggak se-penting itu sampai aku harus memikirkan itu. Buat apa juga mengubah diri kalian hanya demi omongan orang lain gitulo. Mereka itu hanya asal ngomong, nggak pernah berpikir ketika ngomong tapi kenapa kita harus mikir? 

Solusi utamanya adalah percaya sama diri kalian sendiri. Cintai diri kalian sendiri. Kalian diciptakan tuh beda-beda dan semua orang pasti punya kecantikan sendiri. Cantik bukan sekadar kulit putih, mulus tanpa jerawat, badan ideal kayak girlband korea. Semua wanita itu cantik dari dalam hatinya, entah itu gendut atau kurus, putih atau sawo matang, mulus atau berjerawat, tembem atau tirus, mereka semua cantik dan patut untuk dipuji. Kalian itu sempurna dengan cara yang berbeda-beda. Nggak perlu risau dengan penilaian orang lain ya, karena mereka tidak pernah tahu kecantikan asli di dalam diri kalian. Kalian itu sempurna, dan hanya perlu seseorang yang menerima kalian dengan apa adanya.


Senin, 22 April 2019

Tips Belajar ala Sapirul

Teruntuk semua orang yang akan menghadapi ujian.

Jadi, kali ini aku bakal sedikit membahas tentang ujian, yang pastinya pernah dilewati semua orang. Entah itu ujian dari sekolah, ataupun ujian kehidupan. Tetapi kali ini kita bahas ujian dari sekolah ya, kalau bahas ujian kehidupan mah sepertinya butuh pengalaman yang bertahun-tahun wkwk

Oke, jadi sekarang lagi musim-musim ujian nih, entah itu ujian nasional, ujian masuk perguruan tinggi, ujian sekolah dan ujian-ujian lainnya. Aku sendiri telah melewati ujian tengah semester di semester akhirku ini. Sedikit was-was karena soal yang dikeluarkan tidak sesuai dengan harapan, dan banyak soal yang tidak ada di dalam materi. Tapi yasudahlah, kan ujiannya juga sudah berakhir. Tinggal tawakkal nunggu hasilnya. Dan ini dia sedikit tips dari aku yang sebenarnya juga tidak lancar-lancar amat mengerjakan ujiannya wkwk tapi semoga membantuu

1. Sebelum belajar, usahakan ibadah terlebih dahulu
Kenapa harus gitu? Karena sebelum menghafal dan memahami materi yang jumlahnya tidak sedikit, sebaiknya kalian meminta dulu kepada Tuhan, supaya dimudahkan dalam menghafal maupun memahami materi. Kalau aku biasanya pulang ujian baru jam 5 sore karena ujianku dimulai pukul 2. Jadi, setelah sampai kos langsung mandi, sholat terus makan. Nah waktu sholat tuh, sebaiknya kalian lama-lamain buat meminta kemudahan dalam memahami materi.

2. Tentukan tipe belajar kalian dan belajar sesuai dengan tipe kalian
Buat sebagian orang sepertinya susah untuk menentukan tipe belajar, tapi sebenarnya tipe belajar itu penting banget buat diketahui, karena memahami sebuah materi butuh strategi yang tepat. Terus gimana caranya menentukan tipe belajar? Nah kalau dari aku, kalian harus cobain semua tipe belajar. Misal nih kalian coba belajar dengan baca materi aja, terus kalian rasain cepet paham sama materi atau enggak, kalau enggak, coba tipe lain. Tipe lain seperti belajar sambil nulis, jadi setelah baca materi, kalian tulis tuh materi yang penting dan dijadiin rangkuman gitu. Ada juga tipe orang yang belajar sambil diiringi musik-musik gitu. So, kalian harus paham banget sama kebutuhan diri kalian saat belajar. Kalau aku tipe belajar yang sambil nulis tapi suasananya harus tenang banget. Jadi sambil baca salindia, aku nulis apa aja yang penting dari materi yang kubaca. Dan ketika banyak temanku belajar di tempat umum, aku lebih memilih berdiam diri di kos

3. Tidur yang cukup, jangan sampai kurang dari 5 jam
Kadang tuh ya aku salut banget sama orang-orang yang belajar sampai pagi terus jadi kekurangan tidur gitu. Padahal sebenernya, dengan kita cukup tidur, tubuh jadi istirahat dan memori ingatan kita jadi lebih optimal karena mendapat istirahat yang cukup. Tapi ini balik lagi sama kemampuan tubuh kita ya, kalau kalian ngerasa capek banget saat belajar, ya tidur dulu terus bangun lagi buat belajar. Sebaliknya, kalau kalian harus belajar dulu semua materi baru tidur, ya lakuin tapi jangan lupa tidur yang cukup. Nah kalau aku sendiri tipe yang kedua, jadi aku harus baca dulu semua materi baru bisa tidur, dan tentunya tidur dengan durasi diatas 5 jam.

4. Sholat Sunnah dan baca Al-qur'an diperbanyak
Nah ini nih, metode terpasrah yang paling mantap. Pernah nggak sih kalian udah belajar lamaa banget tapi materi tuh kayak susah banget nyantol di otak kalian, terus kalian bilang "ya Allah susah banget dipahami". Sepertinya semua orang pernah ya apalagi menghadapi materi yang segunung tapi belajarnya pake sistem kebut semalam. Astagfirullah aku, kamu dan kita semua. Tapii sebenernya kita berpasrah ke sesuatu yang tepat. Jadi kalau aku udah sumpek banget sama materi tapi nggak paham-paham biasanya aku pas tahajud-an sujudnya lama banget, minta dipermudah sama Allah atau enggak minta supaya materi itu nggak keluar pas ujian wkwk. Lucu sih, tapi Allah tuh tahu banget lho kita butuh apa, jadi jangan sungkan-sungkan buat minta sambil nangis pas sujud. In sha Allah, dikabulkan doa kalian tuh. Tapi ya jangan lupa, usahanya juga dikencengin. Selain tahajud, sebelum berangkat ke kampus atau tempat ujian, sempetin tuh buat sholat dhuha sama baca Al-Qur'an. Karena masya Allah, efeknya tuh kerasa banget pas habis sholat dan baca qur'an, kayak materi yang kita baca jadi tersusun rapi di otak kita. Seriously, kalian wajib coba.

5. Minta doa sama Ayah dan Ibu sebelum masuk ruang ujian.
Ini sepertinya menjadi tips yang terakhir dan paling masya Allah. Kalian nyadar nggak sih bahwa seluruh jalan hidup kalian itu tergantung sikap kalian ke orang tua? Mereka itu seperti perantara Allah sama kita. Jadi kalau kalian mau minta apapun ke Allah, perbaiki dulu sikap kalian sama orang tua. Aku ada sedikit cerita yang bikin aku sadar bahwa memang kita hidup dengan lancar itu karena doa orang tua kita.

Waktu itu jadwal ujianku statistik, dan kelasku mendapat dosen yang tidak toleransi dengan jawaban salah. Materi waktu itu cukup membingungkan karena apa yang dosenku jelaskan dengan dosen koordinator sangat berbeda jauh. Dan kelasku baru tahu jika materi kita berbeda di beberapa jam sebelum ujian mulai. "Ya Allah kayaknya ini salah belajar kemarin, materinya beda jauh" selalu itu yang muncul di pikiranku. Tapi mau ngejar materi hanya dengan 3 jam sepertinya nggak cukup dan nggak mungkin. Tapi untungnya waktu ujian boleh membawa cheatsheet. Alhamdulillah bisa ngeprint materi nih. Sebelum pergi ke fotokopi-an aku telfon mama dulu. Sambat dengan diiringi kegelisahan takut nggak bisa ngerjain apa-apa. Terus mama bilang " Udah gapapa, udah berusaha semaksimal mungkin, jangan takut sama hasilnya,  Allah ngerti banget usaha kamu gimana". Allah, rasa gelisah galau merana langsung hilang seketika itu juga. Setelah mencetak seluruh materi, aku kembali ke kos dan siap-siap akan berangkat ujian. Setelah siap semua, tiba-tiba aku berpikir untuk membawa buku statistik dari kampus, padahal buku itu tidak pernah dipakai dan dijelaskan oleh dosen. "Yaudah lah bawa aja kali aja keluar". Seperti biasa, sebelum masuk ruang ujian aku telfon lagi mama untuk meminta doa kelancaran dalam mengerjakan soal. Kulihat teman-temanku tidak ada yang membawa buku dari kampus. " Ngapain fir bawa buku itu? emang berguna?" tanya salah satu temanku." hehe nggak tau juga, pengen aja bawa buku" jawabku sambil diiringi tawa kecut. ' Iya juga ya, kayaknya nggak berguna buku ini'. Setelah membuka soal ujian, jeng jeng ternyata benar, semua materi yang kupelajari kemarin tidak ada yang keluar dan semua materi yang ku cetak sia-sia wkwk. Akhirnya setelah berdoa, aku mencoba memikirkan jawaban, seenggaknya nggak kosong lah lembar jawabanku ini. Kemudian dengan pasrah aku membuka buku setebal kamus yang sepertinya juga tidak berguna. Tapi masya Allah, ternyata rumus yang kuperlukan ada di dalam situ. Langsung saja ku kerjakan soal tersebut dengan rumus yang tertera di buku. Memang kami dipersilahkan membawa materi ataupun buku untuk membantu mengerjakan soal. Dan Alhamdulillah, lembar jawabanku penuh. " Ya Allah ini kayaknya doa mama dan ayah deh"

Dari pengalaman itu aku sadar bahwa seluruh kelancaranku menjawab soal itu ternyata doa dari mama dan ayah. Jadi untuk kalian yang akan menghadapi ujian, jangan lupa ya buat minta doa dan restu dari orang tua kalian, karena masya Allah sekali, doa merekalah yang selalu di dengar oleh Allah. Jangan malu juga meskipun sudah dewasa tapi tetep berlagak anak kecil di depan orang tua, karena yaa mau sedewasa apapun kalian pasti menjadi anak kecil lagi ketika berhadapan dengan orang tua. Buat kalian juga yang sering keluyuran nggak jelas padahal orang tua kalian cemas menanti kedatangan kalian, coba deh sekali-kali pandang orang tua kalian. Mereka itu manusia yang semakin lama semakin tua, dan mereka juga nggak mungkin ada di sisi kalian selamanya. Nggak mau gitu sekali aja bikin orang tua kalian bangga?

Sepertinya cukup segitu dulu ya tips belajar ala Sapirul. Semoga dapat membantu segala kegalauan kalian ketika akan menghadapi ujian. Semangattt! 

Sabtu, 23 Maret 2019

Yang Nurut sama Orang Tua

Kemarin setelah pengumuman SNMPTN, banyak dari adik-adik kelas SMA langsung menyerbu sosial mediaku, yang rata-rata isinya " Mbak, ternyata di tolak snmptn lebih sakit daripada putus cinta". Halah, batinku.Setelah menanggapi semua cerita dari anak-anak yang umurnya tidak terpaut jauh dariku, memoriku langsung beralih ke setahun yang lalu. Di mana aku juga merasakan apa yang mereka rasakan.

Waktu itu setelah tryout kimia, aku langsung bergegas menuju kelas untuk melihat siapa saja 50% dari angkatanku yang dapat mengikuti pendaftaran SNMPTN 2018. Alhamdulillah ternyata masih ada namaku disana, padahal yang kurasakan ketika SMA hanya haha-hihi, dispen berkali-kali, bolos les hanya untuk melihat pertandingan basket, dan kenakalan lainnya. Lucu juga kalau di ingat-ingat. Pulang dari sekolah, langsung ku kabarkan kepada mama dan ayah bahwa aku masuk ke dalam 50% kuota pendaftar SNMPTN 2018. Akhirnya malam itu juga kami berunding mencari jurusan yang setidaknya tidak terlalu 'aneh' dan peluang kerja yang lumayan dicari oleh beberapa perusahaan. Dan pilihanku jatuh kepada Apoteker. Oke, aku harus pilih farmasi di SNMPTN-ku kali ini. Selain melihat peluang kerja, tidak lupa juga aku melihat nilai yang paling tertinggi di raporku. Ternyata kimia adalah jawabannya. Setelah menentukan jurusan, aku-pun langsung mendaftarkan diri di hari pertama pendaftaran. Sebelumnya, aku telah berkonsultasi di bimbingan belajarku untuk pemilihan jurusan, dan hasilnya kemungkinan aku bisa lolos.

Beberapa minggu berlalu, kemudian terdapat pengumuman pendaftaran di Politeknik Kesehatan Malang melalui jalur rapor, mama menyuruhku mengikuti pendaftarannya. Baiklah tidak ada salahnya untuk mencoba. Ternyata di tahap pertama aku lolos, dan harus melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu tes verifikasi berkas dan prestasi. Dalam masa-masa tes seperti ini, dukungan dari orang tua adalah yang paling penting, sekeras apapun kalian berkeinginan, jika orang tua kalian tidak merestui, ya jangan salahkan jika warna merah di dalam pengumuman selalu menghantui kalian.

Pengumuman Poltekes tiba, dan ternyata aku lolos di Prodi D-IV Gizi dan Profesi. Wah, belum lulus tapi sudah mendapat kampus itu begini ya rasanya. Alhamdulillah yang kuucap berkali-kali, meskipun sebenarnya tujuanku bukan ke kampus ini. Satu minggu setelahnya, pengumuman SNMPTN. " Semoga lolos ya Allah biar nggak di Malang terus" ucapku berkali-kali ketika 4 jam menuju dibukanya pengumuman. Dan ternyata, warna merah muncul di pengumuman SNMPTN-ku.
" Nggak papa, bukan rejekinya disini" kata mama sambil memeluk diriku. Iya, gapapa, masih banyak pintu menuju kampus keinginanku.

Saat itu, pendaftaran PKN STAN dibuka. Wah, pintu masuk impianku telah dibuka. Aku bersama sahabatku bergegas menyiapkan berkas kesana-kemari untuk syarat pendaftaran. Pukul 7 malam hari itu, kami memutuskan untuk mendaftar bersama supaya tanggal ujian kami berbarengan. Sahabatku itu telah diterima SNMPTN Universitas Brawijaya jurusan Statistika. Ya meskipun kita sudah mendapat kampus tapi impian kan yang harus kita kejar?

Dan saat itu juga pendaftaran SBMPTN kurang 3 hari. Sebenarnya aku tak ingin mencoba jalur itu karena terlalu banyak dana yang dikeluarkan untuk daftar kesana-kemari. Tapi mama yang membuatku sadar " Terus buat apa kamu pasang logo unair dan stan di kamar kalau gagal sekali aja nyerah?". Benar juga, Airlangga dan Aliwardhana adalah kampus impianku sejak masuk SMA. Dan kuputuskan untuk mendaftar SBMPTN. Saat itu aku mengikuti bimbingan untuk kedua jalur yang berbeda itu. Satu di Malang dan satu lagi di Lawang. 30 menit yang kubutuhkan untuk pulang pergi kedua tempat itu. Dan untungnya kedua orang tuaku selalu mendukung dan membuatku untuk tidak merasa lelah. Karena di sekolah pun telah selesai melaksanakan ujian, jadi hari-hariku diisi dengan bimbingan di kedua tempat itu.

Saat ujian pun tiba, SBMPTN dulu yang dilaksanakan. Saat itu aku berangkat dan pulang sendiri. Mama dan Ayah mendapat tugas diluar kota. Sebelum masuk ruang ujian, aku selalu menyempatkan diri untuk menelfon kedua orangtuaku, meminta doa untuk segala kemudahan. Saat itu bagi angkatan kami, penilaian SBMPTN cukup membingungkan. Sehari sebelum ujian, Panitia SBM mengatakan untuk tidak mengarang jawaban meskipun tidak terdapat nilai minus jika salah. Oke aku mempercayai pernyataannya, akhirnya aku menjawab soal yang menurutku dapat kukerjakan saja, tidak semua kujawab. Setelah keluar kelas, aku membuka ponsel untuk menghubungi orang tuaku, namun berita mengejutkan hadir. Ketua Penyelenggara SBM mengatakan untuk menjawab saja semua soal yang ada. Deg. Apa-apaan berita ini. Tapi aku hanya pasrah, yasudah, ujiannya juga sudah selesai, mau bagaimana lagi? Tidak berharap lebih untuk hasil ujian SBMPTN-ku kali ini.

USM PKN STAN-pun dimulai juga, waktu itu aku mendapat jadwal ujian di hari jumat. Dan tepat juga, ayah dan mamaku sedang berada diluar kota. Berhubung terdapat himbauan untuk tidak membawa kendaraan, maka aku memutuskan untuk naik angkutan umum. Melihat semua peserta rata-rata diantar dan ditemani orang tua mereka membuatku sedikit sedih, tapi tak apalah toh ayah dan mamaku juga mendoakan dari tempatnya. Seperti biasa, sebelum masuk ruangan aku menelfon kedua orang tuaku, dan kali ini entah kenapa air mata mengucur begitu deras ketika meminta restu mereka. Semoga, apa yang mereka semogakan bisa terwujud kali ini. Dan ketika ujian dimulai rasanya detak jantungku berada di ambang tertinggi waktu itu. Alhamdulillah, seluruh ujian telah selesai. Saatnya beristirahat dan biarkan Tuhan yang menjalankan sisanya.

Dan saat itu pengumuman SBMPTN-lah yang pertama kali muncul. Sambil berdoa aku pun pasrah atas apapun hasil yang akan kuterima. Dan Alhamdulillah untuk kesekian kalinya, aku diterima di kampus impianku dengan jurusan yang kuinginkan. Pendidikan Apoteker di Universitas Airlangga. Saat mengetahui pengumuman tersebut seketika itu, mamaku menangis. "Ya Allah gini ya rasanya bisa bahagiain orang tua."batinku. Akhirnya hari-hariku dipenuhi kesibukan untuk daftar ulang. Aku menginap di rumah budeku di Surabaya selama beberapa minggu untuk mengurus seluruh keperluan di kampus. Karena bude dan pakdeku bekerja, aku sering berada di rumah sendiri. Mencuci, menyapu dan membersihkan rumah sudah biasa bagiku, dan saat itu aku telah nyaman untuk tinggal di Surabaya. Jas Almamater dan jadwal ospek telah ku terima. Setelah menyelesaikan daftar ulang, aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Dan menanti satu pengumuman lagi.

Tiba saatnya pengumuman PKN STAN, ternyata lebih cepat dari yang dijadwalkan oleh panitia. Pagi hari ketika membuka ponsel aku dikejutkan oleh beberapa pesan yang berisi " Selamaaat, u did it!  u deserve this!" disertai namaku yang lolos di Prodi Diploma 1 Kebendaharaan Negara. Allah, tak henti hentinya aku mengucap shalawat. Masuk di dua kampus impianku, lolos di kampus keinginan mama dan ayah.

Bukan, bukan maksudku untuk menyombongkan diri atas apa yang kudapatkan di tahun lalu. Aku hanya ingin berbagi, bahwa sebenarnya rezeki kalian itu berbeda-beda. Gagal di satu tempat tidak membuat kalian gagal di tempat lainnya. Terus berusaha, terus meminta restu orang tua. Karena keberuntungan yang kalian dapat sebenarnya seratus persen ialah doa dari kedua orang tua kalian. Pesanku untuk adik-adik yang gagal di satu pintu, yang nurut sama orang tua, buat mereka menjadi seseorang yang paling ingin kalian banggakan, jangan pernah membantah apalagi sampai membentak kedua orang tua, karena masya Allah, doa orang tua lah yang membuat kalian beruntung di kehidupan. Sekali lagi, yang nurut sama orang tua.

Selasa, 12 Februari 2019

Kalau ditanya ingin jadi seperti siapa

Jika aku ditanya ingin jadi seperti siapa beberapa tahun kemudian, jawabku hanya 2, seperti Mama dan Ayah.

Mau jadi wanita seperti siapa sih di 5 tahun kedepan?

Mama.
Mamaku seorang guru di Sekolah Luar Biasa, berangkat kerja jam 6 pagi dan pulang pukul 4 sore. Sebelum berangkat, mama selalu membuat masakan dan tidak pernah lupa mengantar adikku ke sekolahnya. Mama juga menjadi Instruktur Nasional sekaligus Narasumber Internasional di Pendidikan Luar Biasa Kementerian Pendidikan dan Budaya.Dulu mama juga menjadi salah satu dosen di universitas swasta di daerah rumahku, tapi beliau memutuskan untuk berhenti karena suatu hal.  Hebat kan? Dari sekian ribu guru, mama termasuk 100 orang paling berpengaruh di Pendidikan Luar Biasa. Mama juga didapuk menjadi penulis buku pelajaran untuk anak berkebutuhan khusus. Meskipun kesibukan mama tidak bisa diganggu, tapi aku dan adikku selalu merasa bahwa Mama ada disetiap langkah hidup kita. Mama juga tidak pernah berhenti belajar dan membagikan ilmunya kepada semua orang, meskipun sudah memasuki kepala empat, mama selalu senang dengan hal-hal baru yang hadir di hidupnya. Mama juga pandai dalam segala hal di urusan rumah tangga, menjahit jago, memasak selalu enak, membuat kerajinan untuk tugas sekolah pun ide-ide mama selalu cemerlang. Dan untuk beberapa tahun kedepan, Mama adalah pandangan hidupku.

Berarti sering banget dong ditinggal Mama?

Sering, tapi aku dan adikku tidak pernah kekurangan kasih sayang. Ketika pulang mama selalu bercerita dan membuat kami merasa bahwa Mama selalu berada di samping kami meskipun beliau sedang dinas keluar kota. Untuk pekerjaan rumah, kami sedari kecil sudah belajar untuk mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, tanpa pembantu, jadi ketika Mama sedang ada tugas, rumah tetap bersih dan makanan pun selalu tersedia. Mama juga selalu percaya bahwa kami anak-anaknya tidak pernah melanggar peraturan yang telah kami sepakati sebelumnya, jadi meskipun tidak ada Mama di rumah, kami selalu pulang tepat waktu dan tidak melanggar peraturan yang telah dibuat.

Waktu ngerantau udah biasa dong berarti jauh dari orang tua?

Kalau dibilang biasa sih nggak juga, karena orang tua kami dinas di luar kota hanya 1 sampai 2 minggu saja, jadi hanya rentang waktu itu kami di rumah tanpa orang tua. Tapi beda untuk merantau, aku harus tinggal jauh dari orang tua dengan rentang waktu yang lama dan lingkungan dan berbeda. Untuk mengatasinya? Setiap hari ku sempatkan untuk sekadar telfon atau video call dengan mereka, meskipun hanya beberapa menit sudah membuat rinduku sedikit terobati. Banyak dari temanku selalu bertanya "ngapain sih telfon mama terus, udah besar kali" , tapi menurutku dewasa dan tidak menghubungi orangtua itu tidak berhubungan. Karena mau se dewasa apapun kita, orang tua adalah rumah terakhir dari segala masalah di kehidupan. 

Kenapa juga ingin jadi seperti Ayah?

Kalau boleh meminta kepada Tuhan, pasti aku akan minta punya seorang suami yang kepribadiannya seperti ayahku. 
Ayahku seorang pegawai negeri struktural di Universitas Negeri Malang. Ayah berangkat pukul 6 dan pulang ke rumah pukul 5. Dengan sepeda motor bututnya beliau selalu pulang dengan buah tangan dari berbagai macam restoran di Malang. Meskipun segala hal dari Mama jauh lebih tinggi daripada Ayah, tapi Ayahku tidak pernah melarang Mama untuk melakukan segala sesuatu. Beliau selalu mendukung dan tidak jarang memberi saran terbaik untuk Mama. Jadi aku sedikit heran dengan statement kebanyakan lelaki, " jangan sekolah tinggi- tinggi mbak, nanti nggak ada cowok yang mau deketin" , masalah dekat atau nggak juga bukan urusan pendidikan. Mama sekolah tinggi bukan untuk terlihat pintar atau sombong di mata Ayah, dan Ayah pun tidak pernah berpandangan seperti itu. Istrinya sekolah tinggi bukan untuk dirinya, melainkan untuk mendidik anak dan muridnya. Jika masalah gengsi karena finansial wanita nya lebih tinggi dari suami, kenapa harus gengsi? Toh berumah tangga juga butuh dukungan finansial dari kedua pihak, bukan hanya lelaki yang dicap sebagai pencari nafkah. 

Dari mereka aku belajar, bahwa derajat semua manusia itu sama, tidak ada perbedaan baik dari wanita ataupun pria. Dari mereka aku juga belajar, mau sejauh apapun aku pergi untuk mencari sesuatu, mereka lah tempat persinggahan terakhirku dari seluruh rumitnya perjalanan hidup. 
Sehat terus ya Ma, Yah. Semoga kami selalu menjadi bintang terakhir di kehidupan kalian. 
 

Safira Nurdianah Ramadhani Template by Ipietoon Cute Blog Design