Sabtu, 13 Februari 2016

Untuk Kamu :)

Untuk kamu, Yang sempat hadir

Apa kabar? Sudah lama kita tak berbincang ya.Tapi, aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu, dan kau? entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak. Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis semua ini? Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak. Untuk apa. Lalu jika kau mengira, aku ingin mendramatisie keadaan itupun tidak. Sama sekali tidak.

Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernakah kau merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam. Setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa lalu menangis. Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha dan mudahnya menyerah.

Cinta kita hanyalah cinta monyet. Cinta yang tumbuh dibawah atap sekolah. Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh. Cinta yang datang dari perkenalan singkat. Cinta yang terus tumbuh ketika kita bertukar sapa dan senyum. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona setiap kali mendengar namamu. Manis. Aku masih bisa merasakannya walaupun hanya  mengingatnya. Aku masih ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung. Lalu saling tersenyum sesudahnya.

Aku tidak peduli, apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tahu aku merasakannya. Cukup aku. Kau juga bukan kekasih pertamaku atau kedua. Bahkan kau bukan kekasihku. Tapi percayalah. Kau membuatku mengalami banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar untuk pertama  kalinya.

Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang patut diperjuangkan. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Maaf aku sempat membuatmu muak. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah. Kau selalu mengingatkanku. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah, tapi siapa yang peduli saat itu, Yang aku tau hanya, cinta itu menyakitkan ketika kamu pergi. Itu saja, bodoh ya? Iya. Sangat bodoh. Namun percayalah, aku sudah ikhlas melihatmu tak bersamaku lagi.

Aku ingat, kita memulai dengan cara yang salah. Entah aku atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang akan merasa benar. Meskipun penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya. Perjalanan memang kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terima kasih, kamu telah menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yang tidak sengaja menyesap ampas kopi. Dan kamu telah menjadi keduanya di saat yang bersamaan. Sekali lagi, terima kasih. Untuk pernah hadir lalu pergi. Dan untuk sempat memulai lalu pergi.


-dari seseorang yang tak bisa pergi darimu:)


 

Safira Nurdianah Ramadhani Template by Ipietoon Cute Blog Design