Rabu, 23 Oktober 2019

#Berbagi Rasa 2

Halo! Berhubung kali ini sedang muncul ide tulisan yang melow-melow alias galau, jadi yaa here we go.

Aku menulis ini disaat umurku hampir genap 20 tahun. Sepertinya cukup pantas untuk sedikit membahas tentang rasa.

Pasti banyak dari kalian yang sedang mengalami fase jatuh cinta kepada seseorang, entah itu di masa lalu atau sedang berlangsung saat ini. Tentu akupun sama seperti kalian, jatuh cinta kemudian benar-benar terjatuh hingga sulit rasanya untuk bangkit. Tetapi, seiring bertumbuhnya diriku, berjalannya waktu dan banyaknya pengalaman dari jatuh dan cinta membuatku sadar, bahwa kita tidak bisa terlalu jatuh dan berharap kepada seseorang. Bersikap sewajarnya dan try to not fall too far adalah jawaban dari setiap hubungan yang kita jalani. Pun kita harus menyadari untuk beberapa waktu ke depan mungkin akan ada 3 kemungkinan yang akan kita hadapi bersama pasangan kita. Pertama, kita akan melangkah ke jenjang yang baru. Kedua, kita akan lebih bersabar menunggu waktu. Ketiga, kita akan menjadi orang asing yang berusaha menggosok serta menghilangkan masa lalu.

Dan dari tiga kemungkinan itu, yang paling kutakutkan sebenarnya adalah yang pertama. Aku hanya takut jika ternyata aku tidak mampu menjadi yang terbaik untuk dia. Aku sedikit takut, bahwa ternyata aku tidak sanggup mengendalikan segala emosi dan egoku. Juga yang paling kutakutkan adalah jika aku dan dia akan sampai di masa pengabdian, di mana tenaga dan waktu akan sama-sama kita abdikan untuk saling membahagiakan. Aku takut jika ternyata dia menyesal telah memilihku. Aku takut dia berpikir tenaga dan waktunya akan terbuang percuma hanya demi seseorang sepertiku. Namun, di antara semua ketakutanku, yang paling membuatku lega adalah aku telah memilihnya.

Aku bahagia menjadi saksi semua perubahannya. Aku bangga bisa menemani jalannya. Bahkan meski kelak bukan aku, namun semoga apa yang pernah kusuguhkan padanya dapat menjadi kenangan baik yang bisa dia ingat, bahwa pernah ada seseorang yang mencintai segala kekurangan, menerima masa lalu serta berusaha untuk selalu hadir di setiap perjalanan hidupnya. Meskipun nanti jika semesta berkata bahwa kita tidak dapat bersama, aku sangat berterima-kasih kepadanya karena telah menerima apapun dari diriku. Bersama atau tidak nantinya, aku senang berada dalam satu skenario yang ditulis oleh Tuhan. 

 

Safira Nurdianah Ramadhani Template by Ipietoon Cute Blog Design