Kamis, 15 Oktober 2020

My Comfy

Assalamualaikum teman-teman,
Ternyata sudah lama sekali tidak menuliskan kehidupanku di blog ini. Sudah hampir setahun tidak ada postingan terbaru mengenai kehidupanku. Dan alhamdulillah baru kali ini ada waktu luang untuk menceritakan pengalamanku. Semoga enggak bosan ya mendengar ceritaku. 

Tepat setahun lalu, aku dinyatakan lulus dari kuliahku. Senang dan sekaligus nggak nyangka bakal wisuda lagi setahun kemudian setelah SMA. Alhamdulillah waktu wisuda, kedua orang tuaku dan adik kesayanganku hadir di Tangerang. Setelah wisuda, aku berdiam diri di rumah sambil menunggu pengumuman penempatan. Ya, aku akan bekerja dengan umur dan pemikiran yang masih ingin bermain-main. Setelah hampir 2 bulan menganggur, akhirnya pengumuman mengenai pekerjaanku diumumkan. Desember 2019 aku harus memulai magang di Ibu Kota tepatnya di Jakarta Pusat. Perjalananku kali ini  sedikit tidak menyedihkan dibandingkan pertama kali merantau, untuk kesempatan ini, aku sangat bersemangat. Aku berangkat menuju Jakarta dengan kereta api yang memakan waktu hampir satu hari perjalanan. Setelah sampai aku menuju ke tempat kos yang sudah aku pesan sebelumnya. 

Desember 2019 

Ini adalah hari pertamaku di Jakarta Pusat, meski sudah pernah ke tempat ini aku sedikit gugup menghadapi atmosfer penduduknya. Belum terbiasa dengan segala transportasi modern dan berdesak-desakkan di krl ketika pulang. Agenda selama 5 hari kedepan adalah pembekalan sebelum memulai bekerja di kantor baru. Pembekalan dari kantor pusat dilakukan di sebuah hotel bintang 5 dengan fasilitas yang cukup mengagumkan ditambah dengan makanan yang bagi anak kos sangat mewah sekali. Selama seminggu ini aku belum mengenal siapapun karena masih berkumpul bersama teman sekelasku. Di hari terakhir pembekalan, diadakan permainan antar kelompok dan setelah itu kami resmi disematkan menjadi peserta OJT Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan . 

Hari Senin kami menuju kantor masing-masing. Kantor pertamaku adalah KPPN Khusus Penerimaan.  Setelah disambut kepala kantor dan kepala seksi, kami melakukan perkenalan diri serta dibagi kelompok untuk bekerja di masing-masing bidang. Kali ini aku ditempatkan di Subbagian Umum. Dari sinilah aku mengenal teman baru dan ternyata menjadi sahabatku sampai saat ini. Dia seorang wanita tangguh asal Bengkulu. Berangkat, pulang dan makan siang kita selalu bersama. Alhamdulillah, ada teman untuk bercerita. Ternyata kehidupan seorang pekerja seperti ini ya, masuk pukul 07.30 dan pulang pukul 17.00 bahkan biasanya lebih dari itu. Lelah dan pusing adalah hal yang kurasakan pertama kali setelah seminggu bekerja di kantor. Kalau weekend tuh maunya cuma tidur dan makan. Kadang terbesit sedikit iri dengan teman-temanku yang masih berkuliah, "mereka enak ya masih main-main dan ketemu orang tua", tapi aku harus menghiraukan pikiran itu. Aku bersyukur karena tidak lagi merepotkan orang tua. 

Dan di tempat inilah aku mengenal sosok pria yang sangat luar biasa. Yang bisa membuat seluruh lelahku hilang ketika bersamanya. Wkwk kok jadi curhat, tapi kali ini aku berniat memperkenalkan dia kepada kalian semua.

Pertemuan kami berawal dari ruang rapat kecil di kantor, kami duduk berhadapan dihalangi oleh meja besar. Saat Kepala Kantor sedang berbicara, dia malah memandangku dengan durasi yang cukup lama. Baru kali ini aku dilihat seperti ini oleh seorang pria, aku melemparkan senyum kecut sebagai tanda "Tolong dong itu matanya biasa aja". Tapi, dia tetap memandangku. Setelah selesai rapat aku bergegas mencari tahu nama lengkapnya, maklum baru sehari kami di kantor ini jadi aku belum bisa menghafal semua nama dari orang-orang baru ini.  

"Oh ternyata ini namanya, hmm sepertinya non muslim" wkwk maaf, aku menghujat hanya dari sebuah nama. 

Setelah memasuki dunia kerja, kegiatanku hanya bekerja, makan dan tidur. Untuk jalan-jalan di weekend rasanya tak sanggup, aku belum terbiasa dengan kebiasaan baru ini. Di kantor cukup menyenangkan, berbincang dan berbagi cerita dengan pegawai. Tiba-tiba saat waktu pulang kerja, ada notif dari Instagramku, dan ternyata pria yang memandangiku mengikuti akun instagramku. Aku tertawa kecil. Ketika di kantor kami hanya saling tersenyum. Dan hal yang mengejutkan ternyata dia muslim. Kami bertemu di Musholla ketika shalat dhuhur. 

Pada suatu waktu, kantor kami mengadakan pertemuan dengan Bu Menteri, sehingga kami diharapkan tetap di kantor hingga malam hari. Dari situlah aku mulai dekat dengan pria itu, kita mulai berbicara dan yaa dia orang yang asyik untuk diajak berbicara. Sepulangnya dari acara tersebut, pria ini mengirim pesan kepadaku 

"Apakah ini Safira?" Lucu, padahal kita mempunyai grup yang sama dan bahkan setiap hari aku mengirimkan info di grup tersebut. Tak mungkin dia tidak mengetahui itu adalah nomorku. Hihi menggemaskan. Singkat cerita, kami mulai berinteraksi melalui chat. 

Berbeda pulau, berbeda tingkat pendidikan, berbeda suku dan budaya, tetapi ternyata dibalik semua itu banyak kesamaan diantara kita. Lucu sih, kita sama-sama pecinta makan di pinggir jalan, sama-sama suka kopi, suka banget nasi babat, dan kalau naik angkutan umum suka duduk di pinggir jendela. Dari banyaknya kesamaan itu akhirnya kami mencoba untuk lebih mengenal satu sama lain. 

September 2020

Tahun 2020 sepertinya tahun terburuk bagi sebagian orang atau bahkan mayoritas manusia, karena pada tahun tersebut kasus pandemi Covid-19 dimulai. Pandemi yang mengharuskan kita berdiam diri di rumah dan melakukan segala aktivitas melalui jaringan online. Namun bagi kami sepertinya tahun tersebut adalah tahun yang memberikan kami rasa syukur, di tahun itulah hampir setiap hari kami bertemu karena berkantor di tempat yang sama. Di tahun itu pula kami mulai memutuskan untuk menjalin hubungan ke arah yang lebih serius meskipun tidak ada yang namanya tembak-menembak alias penetapan tanggal dimulainya hubungan. Mengalirrr saja tanpa ada yang tahu kapan sebenarnya kami saling berkomitmen. Seiring berjalannya waktu, ternyata rencana Allah pasti terbaik.

Di bulan September 2020 penempatan definitif kami diumumkan, dan Qadarullah kami ditempatkan di pulau dan waktu yang berbeda. Saya di Kalimantan dan beliau di Sumatera. Dari situlah akhirnya kami mulai menjalin hubungan jarak jauh. Cukup sulit sih, tapi ternyata dengan saling bersama, perjalanan cinta kami terasa lebih mudah. 

Februari 2022

Di bulan dan tahun inilah pertama kalinya kami bertemu setelah berpisah di bandara waktu itu. Kurang lebih 1,5 tahun kami hanya berbicara dan memandang lewat gawai. Saat menjemput beliau di bandara rasanya seperti baru pertama kali kami bertemu. Tujuan pertemuan kita adalah untuk saling mengenal keluarga satu sama lain, jadi setelah beliau berkunjung ke rumahku, tentu saja aku berkunjung ke rumah beliau. Awalnya kami sempat ragu akan diterima di keluarga masing-masing karena perbedaan suku dan budaya, namun ternyata Allah maha baik, beliau diterima dengan baik oleh keluarga saya dan saya pun diterima dengan baik oleh keluarganya. 

Juli 2023

Alhamdulillah di bulan inilah kami mengikrarkan janji untuk saling membersamai seumur hidup. Beliau mengucapkan akad nikah di depan keluarga besar kami. Tentu saja, ini adalah awal dari perjalanan kami ke depannya. Dari sinilah lembaran kisah kami berdua akan dimulai

 

Safira Nurdianah Ramadhani Template by Ipietoon Cute Blog Design